Minggu, 08 Mei 2011

Hari Terakhir Untuk Puisi Ku

Hari Terakhir Untuk Puisi Ku
Bye : Rhea Mandala Putra



                                                     
Hari ini adalah hari terakhir aku
Dimana aku tidak akan lagi menulis ungkapan hati
Karena tanpa aku sadari aku telah menyinggung hati seseorang yang aku sayang

Yang mana padahal, dengan puisi aku bisa merasa lebih hidup
Terasa lebih asyik dan nyaman aja mengungkapkan isi hati ku
Isi hati yang kadang lagi senang, sedih, suka maupun duka

Senang , ,
Akan hari yang lagi aku lalui
Terkadang kesenangan orang lain yang ku tuliskan dalam bentuk puisi

Sedih , ,
Akan masalah hati dan diri yang aku jalani
Terkadang kesedihan temen dekat dan orang lain yang curhat padaku

Suka , ,
Akan keberhasilan hari ini yang aku capai dan aku raih
Terkadang suka cita orang lain yang tanpa sadar aku tuangkan dalam bentuk puisi

Duka , ,
Akan hati dan keluarga yang senantiasa menghampiri tiap waktu
Terkadang duka teman yang tiada tempat untuk dia mengadu
Terkadang pula duka orang yang memang tidak ku kenal
Lantas kutuangkan dalam bentuk bait – bait kata
Yang tersusun menjadi sebuah  puisi

Puisi
Dengannya  aku bisa berbagi
Dengannya aku bisa cerita
Dengannya aku bisa lebih dewasa
Dan dengannya aku bisa mengrti hubungan ku dengan lingkungan dimana aku tinggal

Bukan aku tidak berani
Mengungkapakan permasalahan ku sendiri dengan orang lain
Bukan aku tidak mau berbagi
Mengungkapkan suka duka ku dengan orang lain

Aku seorang pemimpin
Yang bisa kapanpun mengambil sikap
Bahwa aku suka atau tidak
Akan apa yang orang tawarkan

Aku seorang kesatria
Yang berani berbuat atas apa yang aku utarakan
Tidak takut kalau hanya untuk ”face to face”
Apa lagi aku seorang lelaki
Yang harus bisa mengayomi orang – orang yang sayang dan aku sayang

Terima kasih untuk semua yang telah bersama ku selama ini
Menjadikan aku untuk lebih maju dalam berfikir dan bertindak
Karena aku harus sadari bahwa :
“Kesuksesan yang telah aku raih selama ini
Tidak lepas dari kritikan dan masukan dari orang – orang yang dekat dengan ku”
READ MORE - Hari Terakhir Untuk Puisi Ku

Naluri Wanita

Naluri wanita
Bye : Rhea Mandala Putra



 
Tidak bisa di-fungkiri
Wanita mempunyai naluri yang kuat
Bisa merasakan sekalipun ia tidak melihat
Bisa mengerti sekalipun tak difahamkan
****
Itu mungkin memang kelebihan
Yang diberikan khusus untuk seorang wanita
Yang benar – benar mengerti akan hal itu
Bukan omong belaka
Melainkan banyak yang telah membuktikan
****
Naluri wanita. . .
Meminta yang ia ingin
Sesuai kondisi dan keadaan saat itu
Meminta yang sewajarnya
Dengan tidak berlebihan tanpa melampaui batas
****

Awal Terjadinya Puisi NaluRi WaNiTa :
- Tuntutan sewajarnya seorang wanita (ingin ini ingin itu)
- Meminta yang sewajarnya dan tidak berlebihan
READ MORE - Naluri Wanita

Ku Rindu Kamu Yang Dulu

Ku Rindu Kamu Yang Dulu
Bye : Rhea Mandala Putra



****
Bukan ku sudah tak sayang kamu
Hanya saja ku tak suka dengan sifat kamu yang saat ini
Seakan tak membutuhkan diriku lagi
Habis manis sepah di buang
****
Dulu kamu sangat sayang padaku
Hingga suatu saat ku sangat mengagumi mu
Karena sifat mu yang sangat cantik
Yang seakan kamu sangat menghargaiku sebagai kekasih mu
****
Aku rindu kamu yang dulu
Menyayangiku setiap detik yang berlalu
Memberiku setetes kasih dan sayang
Namun banyak makna yang tersirat
****
Ma’af kan daku sayang
Yang membuat hati mu senantiasa gundah
Karenaaa perubahannn sifat diriku
Tapi bagaimanapun
Ku tetap sayang kamu selamanya
READ MORE - Ku Rindu Kamu Yang Dulu

Ungkapan yang paling indah dalam kamus kebahagiaan

Ungkapan yang paling indah dalam kamus
kebahagiaan
Bye : Rhea Mandala Putra’s




Wahai hari esok dan masa depan
engkau masih dalam kegaiban
Maka, ,    aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan
dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan
Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada
****
Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan
dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan
**
Saudara ku, ,
Ketahuilah, ,    bahwa itu adalah
“Ungkapan yang paling indah dalam kamus kebahagiaan”
Yang seharusnya kita tanamkan dalam hati yang paling dalam
****
Inilah Kamus bagi mereka
yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan
“tidak mendahului – Nya dalam berucap dan berfikir”
Pasti, ,    kita bisa mewujudkan itu
READ MORE - Ungkapan yang paling indah dalam kamus kebahagiaan

BEDAKANLAH WARNA SUARA KU

BEDAKANLAH WARNA SUARA KU
By : Rhea Mandala Putra




****
Pernakah kamu perhatikan
Warna suara ku selama kita bersama
Warna suara ku yang tinggi dengan yang rendah
****
Bedakanlah warna suara ku
Mana nada suara ku yang tinggi
Karena sayang ku pada mu
Dan karena ku memang lagi lepaskan emosi
****
Mana kala nada suara ku yang rendah
Namun kamu bisa mengerti maksud yang ku mau
Pasti ku kan lebih sayang padamu
Tanpa harus ku mengeraskan nada suara ku padamu
****
Warna suara ku yang tinggi
Pasti karena ada sebab yang membuatnya
Dan bukan karena mengedepankan egois ku saja
****
Semua itu sungguh, ,
“untuk kebaikan aku dan dirimu”
READ MORE - BEDAKANLAH WARNA SUARA KU

Perhatian Orang Lain Lebih Besar Daripada Perhatian kU Padamu

Perhatian Orang Lain Lebih Besar
Daripada Perhatian kU Padamu
Bye : Rhea Mandala Putra




Apa sebenarnya yang ada dalam fikiranmu
Hingga kamu berubah begini
Apa sebenarnya yang lagi kamu sembunyikan dalam hatimu
Hingga kamu terlihat sesak dan selalu mengalah
****
Pertengkaran, ,    perselisihan, ,    perseteruan, ,
Tak pernah ada akhirnya
Kamu sibuk, ,    mungkin diri ini-lah yang terlalu berlebihan
Meminta perhatian, ,    meminta kasih dan sayang darimu
****
Jujur, ,    aku tulus mencinta dan menerimamu
Biar aja orang berkata apa
Aku tak pernah hiraukan seruan banyak orang
Selagi hati ku berkata : “masih benar apa yang aku lakukan”
****
Selingkuh, ,    jauh – jauh dari fikiran dan hatiku
Mungkin memang banyak rekan dalam aktivitasku
Khususnya perempuan, ,    bahkan sangat banyak
Tapi, ,    aku hanya kasih dan sayang padamu
****
Meskipun banyak yang melirikku setiap harinya
Dan tidak dapat ku pungkiri, ,    kamu juga demikian
Banyak yang menyukaimu, ,    menyayangimu, ,
Bahkan perhatian orang tersebut lebih besar daripada perhatian ku padamu
READ MORE - Perhatian Orang Lain Lebih Besar Daripada Perhatian kU Padamu

syUkUR kU paDa – Nya

syUkUR kU paDa – Nya
Bye : Rhea Mandala Putra



Hidup penuh warna dan liku
Tidak ada yang tahu bagaimana hari esok :
“Pilu hati dan luka diri menghadapi masalah
Atau Suka cita dan penuh canda tawa
Bersama orang yang kita cinta”
****
Banyak yang menjalani hidup ini
Dengan rilex dan sangat enjoy
Padahal didalam hidupnya bertumpuk masalah hidup
Yang belum tentu mampu orang lain jika menghadapinya
****
Dia bisa dan bahkan hanya segelintir orang
Yang mempunyai Suritauladan Demikian
****
Syukurilah hidup ini tanpa putus asa
Sekalipun menurut logika tak mampu kita melewatinya
Dan kalau itu mampu kita menjalaninya
Keajaibanlah yang akan terjadi
Hal yang kita harap Bisa datang dengan sendirinya
Dan tidak tahu dari mana asalnya
****
Dan aku bersyukur atas semua itu pada - Nya
Terima kasih Sang Kuasa
Telah mendatangkan rejeki yang tidak ku sangaka – sangka datangnya
****
I LovE YuO my GoD
Semoga, ,  akU seLAmanya bISa sELAlu
“bERSyUKur pAda-Nya”
READ MORE - syUkUR kU paDa – Nya

bERanDAi

bERanDAi
bye : Rhea Mandala Putra



penampilan, ,    tutur katamu, ,
aku suka itu semua darimu
penampilanmu pun sungguh sederhana
namun menyilaukan mata yang memandangnya
****
tutur katamu yang khas
semakin membuatku tak berdaya
serasa ku ingin memilikimu
dan nanti kamu hanya akan menjadi milik ku
****
Namun, ,   
Aku ini jauh dari kesempurnaan
Dan Sungguh aku dan kamu tidak ada kesetaraannya
Tidak ada kecocokannya, ,    sama sekali, ,
Apakah aku pantas untuk memilikimu
****
Dan kinipun ku merasakan
Kamu semakin jauh dariku
Tanpa alasan dan sebab yang pasti
****
Namun tak apalah, ,   
Asal itu bisa buat kamu bahagia
Karena ku hanya insan, ,    yang bisa berandai, ,
READ MORE - bERanDAi

tEKa – tEKi hiDUp

tEKa – tEKi hiDUp
bye : Rhea Mandala Putra


kemana harus ku pergi, ,
mencari kedamaian hati ini, ,
jalan mana yang harus ku pilih, ,
agar aku tenang bersama orang – orang yang damai
                                ****
                “untuk ku bisa bahagiakan
                                Yang seharusnya kubahagiakan”
                                                ****
Aku rindu, ,     ingin cepat temu ketenangan
Dan terkadang ku meneteskan air mata
Aku sedih, ,    bila jerih payah ku akan sia – sia
Dan aku tidak tahu harus berbuat apa
                                                ****
Akankah ku temui titik terang, ,
Atas apa yang aku lakukan, ,
Dan akankah aku mendapatkan, ,
Kesudahan yang baik atas apa yang tengah aku usahakan, ,
READ MORE - tEKa – tEKi hiDUp

pUiSi uNtUk kASih kU

pUiSi uNtUk kASih kU
Bye : Rhea Mandala Putra


Lihat gambar ukuran penuh

Sering ku membuat mu gelisah
Sering ku tidak mendengarkan kata – katamu
Namun kamu selalu sabar dan tabah
Menghadapi tingkah dan laku ku
****
Sepanjang perjalanan kasih yang pernah ku jalani
Hanya dengan kamu ku menemui keunikan tersendiri
Tapi ku tidak tahu apa keunikan itu
Yang jelas, ,  ku merasa nyaman dan lebih dewasa
Dalam menjalani hari – hari yang berlalu
****
Dengan kesibukan dan aktivitas rutin ku
Kamu mulai mengerti dan memahaminya
Meskipun awalnya, ,
Kamu sering emosi dengan aktivitas ku itu
****
Kasih, ,
Semoga kita bersama nantinya
Hidup rukun dan bahagia
Seperti sedia kala, ,   ketika awal jumpa
Saling kasih, ,    sayang, ,    dan memahami
Hingga mata kita tak mampu lagi menatap sang surya
READ MORE - pUiSi uNtUk kASih kU

uNTuK sAHaBaT

uNTuK sAHaBaT
Bye : Rhea Mandala Putra



Sahabat, ,
Kau telah mengajarkanku banyak hal
Kau mengingatkanku kala lupa
Kaupun berusaha menghiburku kala duka
Dan kau selalu berbagi ceria padaku

            Masih ingatkah , , ? ?
            Diwaktu awal persahabatan kita
            Semua terjadi tanpa sengaja
            Disana kita saling melengkapi
Hingga tercapainya tujuan dan cita – cita
            “Sukes dan bahagiA”

Sukses, ,    atas apa yang kita hadapi bersama
            Baik suka maupun duka
Bahagia, ,    jalani hidup ini tanpa satu beban
            Bersama orang – orang yang kita sayang

Tiada kata yang pantas untuk ku ucapkan
Selain ucapan terima kasih “uNTuk sAHabaT”
Thanks atas semuanya
            Atas apa yang telah kamu berikan untuk ku
READ MORE - uNTuK sAHaBaT

Lima Nasehat Rasulullah

Saudaraku, Rasulullah saw adalah manusia paling mulia. Tak ada sedikit pun cacat dalam pribadinya. Dia sempurna sebagai manusia. Allah saw telah menjadikannya demikian semenjak dia kanak-kanak sehingga dewasa, dan tentu saja, semua semakin mempesona saat beliau diangkat menjadi utusan-Nya. Sehingga Allah mentahbisnya menjadi teladan semesta.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab: 21)
Salah satu di antara keisitimewaan beliau di hati umatnya adalah beliau senantiasa memperhatikan mereka pribadi-pribadi. Beliau sangat tahu kelebihan dan kekurangan tiap-tiap sahabatnya, pribadi per-pribadi, individu per individu. Tak jarang beliau mendoakan mereka dengan doa yang khusus, atau memberi nasehat dengan nasehat yang khusus. Sehingga orang-orang yang mendapat doa atau nasehat itu, merasa dihargai, merasa menjadi orang yang memiliki tempat tertentu di hati Rasulullah.
Abu Bakar beliau doakan menjadi kekasihnya di dunia dan di surga. Umar beliau doakan menjadi pembela dan penguat Islam. Ibnu Abbas beliau doakan menjadi penafsir al-Quran yang paling termasyhur. Ali beliau doakan menjadi pemimpin para pemuda di surga. Saad bin Abi Waqash beliau doakan menjadi orang yang mustajab doa. Anas bin Malik beliau doakan menjadi sahabat yang paling banyak anak dan paling panjang umurnya. Dan masih banyak lagi doa serta nasehat lain yang beliau sampaikan kepada para sahabatnya secara pribadi. Itulah beliau, pribadi paling mulia dan paling dekat dengan siapa saja.
Saudaraku, mari kita dengarkan salah satu nasihat beliau kepada Abu Hurairah. Hadits ini diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi.
Pada suatu hari, Rasulullah menawarkan kebaikan kepada sahabat-sahabatnya. Ah, sungguh mulia engkau wahai Rasulullah, bahkan untuk urusan kebaikan pun engkau tak memaksakannya. Bahkan untuk urusan yang akan menyelamatkan umatmu pun engkau tak pernah menyatakannya dengan amarah. Engkau ungkapkan tawaran itu dengan cinta, dengan sepenuh perhatian.
“Siapakah di antara kalian yang sanggup untuk mengambil kalimat-kalimat berikut ini, lalu mengamalkannya dengan sepenuh hati? Atau mengajarkannya kepada yang lain dengan sepenuh hati?”
Abu Hurairah mengangkat tangannya. Inilah dia, sang murid sejati. Pengiring Rasulullah ke mana saja beliau pergi untuk menyerap ilmu dari beliau, untuk meneladani beliau sepenuhnya. Inilah dia pengumpul hadits terbanyak dalam sejarah.
“Aku ya Rasulullah..!” ujarnya.
“Lalu beliau memegang tanganku, “ Abu Hurairah berkisah. “Kemudian beliau tanamkan kepada hatiku ungkapan cintanya itu”
“Peganglah olehmu kuat-kuat lima nasehatku ini…!!” ucap beliau sambil memegang erat tangan Abu Hurairah.
Duh, betapa iri kami kepadamu ya Abu Hurairah. Tanganmu dipegang oleh manusia paling mulia. Matanya menatap matamu. Telingamu disentuh langsung oleh suaranya penuh kelembutan. Dan cintanya mengalir melalui hangat tangan kalian berdua yang saling menggenggam erat. Indahnya cintamu ya Rasulullah. Kapan kami bisa mengecapnya secara langsung? Bahkan saat kau tak hadir di sisi kami, cintamu begitu kuat terasa. Melalui hadits yang disampaikan guru-guru kami. Melalui kerendahan hati para pengikut sejatimu. Betapa rindu kami padamu ya Rasul.
“Sekali lagi, peganglah olehmu kuat-kuat lima nasehatku ini”, kata Rasulullah
Saudaraku, itulah salah satu bukti cinta Rasulullah kepada Abu Hurairah dan kepada kita semua. Beliau ajarkan kepada kita cara menjadi, manusia paling taat, manusia paling kaya, mukmin paling benar, muslim sejati serta cara agar hati tetap hidup.
1. Jauhilah urusan-urusan yang haram, niscaya engkau akan menjadi orang paling taat.
Itulah ketaatan sejati. Di saat kita mampu menjauhi yang haram, segala hal yang Allah benci. Sebab melaksanakan perintah saja tidak cukup. Banyak orang mampu melaksanakan banyak perintah: shalat, shaum, zakat, ibadah haji dan lain-lain. Tetapi ketika yang haram tidak dijauhi, malah masih sering diamalkan, maka kebaikan-kebaikan itu tak banyak berguna. Melaksanakan perintah shalat adalah kebaikan, tetapi ketika shalat itu tak mampu menjauhkan kita dari kemaksiatan, maka apa bedanya kita dengan orang yang tidak shalat. Allah berfirman,
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. (QS. Al-Ankabut: 45)
Melaksanakan perintah shaum adalah kebaikan, tetapi ketika shaum itu tidak mampu menjaga lisan kita dari berkata kotor, apa bedanya kita dengan orang yang tidak shaum? Ketika shaum itu berarti hanya menahan lapar dan dahaga saja, apa bedanya kita dengan orang kelaparan yang tidak punya apa-apa untuk dimakan?
2. Hendaklah kamu ridho dengan apa yang Allah beri untukmu, engkau pasti akan menjadi orang yang paling kaya.
Banyak orang ingin menjadi kaya, tapi tidak memahami apa itu kaya. Saudaraku, semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, tak ada seorang pun yang benar-benar memiliki sesuatu. Semuanya hanya titipan, semuanya hanya milik Allah. Oleh karena itu, kekayaan sejati adalah ketika kita mampu dekat dengan DIA yang Maha Kaya Yang memiliki segala.
Jika seseorang mengaku dirinya kaya, ia akan mengumpulkan harta sebagai bukti pengakuannya. Dan ia akan merasa takut hartanya berkurang, sehingga dia tak hanya pelit kepada orang lain, kepada dirinya pun ia pelit. Orang seperti ini bukan orang kaya, mereka orang miskin, orang yang dikuasai harta.
Orang yang ridlo dengan apa yang Allah beri adalah orang kaya, sebab ia yakin segala kebutuhannya akan dipenuhi oleh Yang Maha Kaya. Ia tak butuh ap apa selain Allah.
3. Berbuatbaiklah kepada tetangga, engkau pasti menjadi mukmin sejati.
Mukmin artinya orang yang beriman. Apabila diibaratkan, keimanan itu ibarat pakaian. Ia tampil sebagaimana kita menampilkannya. Ia bisa dilihat oleh mata, didengar oleh telinga dan dsentuh oleh indera yang lainnya. Keimanan seseorang bisa dirasakan oleh orang-orang yang terdekat dengannya, oleh lingkungannya. Keimanan tampil apa adanya dalam ucapan dan perbuatan kita. Rasulullah saw bersabda,
“Tidak beriman seseorang sehingga ia mengatakan apa yang baik, atau (jika tidak bisa) ia diam. Tidak beriman seseorang sehingga ia memulyakan tetangganya. Dan tidak beriman seseorang sehingga ia memuliakan tamunya”. (HR. Bukhari Muslim)
Jika demikian, siapakah orang yang paling beriman? Orang yang paling beriman adalah orang yang paling terlihat buki keimanannya. Jika seseorang sudah dinilai oleh tetangganya sebagai seorang mukmin sejati, maka sudah barang tentu di dalam keluarganya ia adalah orang yang beriman.
4. Cintailah untuk manusia sesuatu yang kau cintai untuk dirimu sendiri, engkau pasti menjadi muslim sejati.
Muslim artinya orang yang menyelamatkan. Menjadi muslim artinya menjadi orang yang menyelamatkan orang lain dari kejahatan lisannya dan perbuatannya. Menjadi muslim adalah mencintai untuk orang lain sesuatu yang ia cintai untuk dirinya sendiri. Jika ia mengharapkan kesehatan untuk dirinya, maka harapkan pula kesehatan itu dirasakan orang lain. Jika ia mengharap mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka harapkan pula kebaikan itu dirasakan oleh orang lain. Jika ia mengharapkan kebahagiaan, maka harapkanlah kebahagiaan itu dirasakan pula oleh orang lain. Maka, jadikanlah segala yang kita cintai untuk kita dapatkan, kita cintai pula untuk didapatkan oleh orang lain. Jadikanlah segala yang kita harapkan untuk kita miliki, kita harapkan pula untuk dimiliki oleh orang lain.
Inilah yang disebut itsar: mendahulukan dan mengutamakan orang lain. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh para sahabat Anshar, mereka mendahulukan saudara muhajirin mereka daripada diri mereka sendiri. Bacalah ayat ini,
“dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung”. (QS. Al-Hasyr: 9)
5. Janganlah banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu akan mematikan hati.
Tertawa adalah gambaran kebahagiaan. Dalam kadarnya yang tepat, tertawa akan mendatangkan kesehatan. Tetapi dalam porsi yang terlalu banyak ia akan mendatangkan keburukan. Ia akan menyebabkan kepekaan hati berkurang. Hati telah Allah ciptakan dengan sifatnya yang sangat peka terhadap kondisi sosial sekelilingnya. Saat melihat orang lain bersedih, hati yang sehat akan peka terhadap kesedihan orang lain itu. Ia akan berupaya memberikan hiburan agar sedihnya hilang. Saat melihat orang lain terkena musibah dan menderita, hati yang sehat akan peka teradapnya. Ia akan mencoba untuk memberikan bantuan. Tapi, orang yang terlalu banyak tertawa kehilangan kepekaan hatinya. Karena tertawa telah membuat kepekaan itu berkurang. Membuatnya merasakan cinta berlebih kepada dunia yang serba indah. Tertawa membuat hatinya tumpul, sakit dan akhirnya mati.
Tentu, yang sebenarnya Rasulullah larang dalam hadits itu bukanlah tertawanya. Sebab tertawa adalah reaksi spontan terhadap sebuah peristiwa. Yang dilarang adalah memperbanyak sebab terjadinya tertawa. Waktu luang diisi dengan hiburan yang berlebihan sehingga lupa bahwa waktu terus mendekat kepada kematian. Memberikan porsi berlebih kepada sebab-sebab tertawa, itulah yang sebenarnya beliau larang. Terlalu banyak tertawa menyebabkan seluruh dunia terpusat kepada dirinya, ia lupa sekelilingnya, ia lupa bahwa hidup yang sementara itu akan segera berakhir, sedangkan masih banyak amal yang seharusnya dilakukan, masih banyak bekal yang seharusnya ia kumpulkan menuju kehidupan abadi.
Saudaraku, Rasulullah telah mewasiatkan kepada kita apa yang kita butuhkan untuk hidup selamat sampai ke tempat tujuan. Laksanakanlah wasiat itu sebaik-baiknya.
READ MORE - Lima Nasehat Rasulullah

urul Ulfah – LiboDo - TestOSterOn


urul Ulfah – LiboDo - TestOSterOn

bye : RheaMandalaPutra’s
Bagi pria yang ingin punya libido tinggi sering-seringlah berjemur di bawah sinar matahari. Peneliti mengatakan bahwa hormon testosteron pemicu hasrat seksual dalam darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya vitamin D dalam tubuh.
Dengan bantuan sinar ultraviolet dari matahari, 90 persen vitamin D dalam tubuh dapat diproduksi oleh kulit. Rata-rata level vitamin D adalah 30 nanogram per mililiter darah (30ng/ml) dan optimalnya adalah 40 sampai 60 ng/ml.
Jika kurang dari 30 ng/ml, berarti tubuh kekurangan vitamin D, dan mungkin itulah salah satu alasan mengapa seseorang tidak tertarik dengan seks.
Dalam sebuah studi, peneliti dari Medical University of Graz, Austria menemukan bahwa pria dengan kadar vitamin D dalam darah yang tinggi punya hormon pemicu seksual yang tinggi pula.
Studi ini membenarkan studi sebelumnya yang menyebutkan bahwa berada di bawah sinar matahari selama sejam bisa meningkatkan hormon testosteron pria sebanyak 69 persen.
Peneliti semakin yakin dengan penemuannya itu setelah melihat penurunan level hormon testosteron partisipan pada bulan Oktober, yang merupakan bulan dengan intensitas sinar matahari srendah.
"Berjemur di bawah sinar matahari adalah tindakan paling tepat bagi pria yang kekurangan vitamin D dan ingin meningkatkan hormon testosteron serta libidonya," kata Ad Brand, perwakilan dari Sunlight Research Forum in Veldhoven, Belanda seperti dilansir Telegraph, Selasa (2/2/2010).
Tak hanya berjemur di bawah sinar matahari, pria juga bisa mendapatkan vitamin D dari konsumsi minyak ikan dan daging.
Testoseteron adalah hormon pria yang berfungsi sebagai pemicu hasrat seksual. Selain itu, pada pria hormon ini juga berfungsi dalam perkembangan organ-organ seksual, karakteristik atau watak pria serta produksi sperma.
READ MORE - urul Ulfah – LiboDo - TestOSterOn

TUJUH KEBENARAN ISLAM YANG MUTLAK


    TUJUH KEBENARAN ISLAM YANG MUTLAK
 
    Doctor  Verkuyl,  Doctor  Kraemer,  Rifai  Burhanuddin lupa,
    demikian  pula  dengan  Pater  Grunnen,  bahwa   ada   tujuh
    kenyataan  mutlak yang dipunyai oleh Islam, yang tidak dapat
    dibantah oleh siapapun juga. Ia tidak  dapat  dibantah  oleh
    sejarah,  ia  juga tak dapat dibantah oleh Ilmu Pengetahuan,
    ia tidak terpengaruh oleh situasi dan  kondisi,  oleh  iklim
    dan  masa.  Mereka,  pendeta-pendeta dan pastor-pastor lupa,
    demikian pula sarjana-sarjana orientalis barat bahwa:
 
    1. Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa dan
       sama dimana-mana telah sanggup menciptakan iklim keIslaman
       yang merata mutlak. Ia akan dimengerti di Amerika, demikian
       juga di Inggris. Bila ia dibacakan di Jepang, maka ia juga
       dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan bila ia
       dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan
       mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat
       Al Qur'an. Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini
       saja sudah dapat dijadikan pegangan, bahwa isinya authentik
       asli. Beda dengan Injil yang telah melalui sedemikian banyak
       terjemahan, sehingga keaslian kata-kata mungkin telah
       menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa Ibrani
       ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh
       Marthen Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman.
       Dari Jerman disalin pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda,
       Indonesia, Jawa, Minang, Timor dst. Sambil menyalin, maka
       atas pertimbangan politik(?) sipenyalin menterjemahkannya
       pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita lihat
       misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris
       syarat masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by
       praying and fasting, maka didalam Injil bahasa  Indonesia
       mereka mencukupkan hanya dengan doa, sedangkan fasting atau
       fasten atau puasanya dihilangkan.
 
    2. Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan.
       Bacalah theorie La Place & Chamberlin, bacalah theorie
       kejadian bumi, maka Chamberlin menyebutkan: Bahwa bumi kita
       ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan kabut yang
       bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga
       berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah
       kehidupan. Lalu cobalah kita buka Al-Qur'an surat
       tertulislah disana theorie itu: "Dan ingatlah ketika Aku
       menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu
       bergulung-gulung." Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang
       adanya tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al
       An'am 97 memuat theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang
       lain dimuat pula theorie perkawinan tanam-tanaman (botani).
       Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian Lama yang menolak
       theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen yang
       telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti
       Galileo Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.
 
    3. Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia. Itulah sebabnya
       didalam Islam tidak diakuinya hukum Calibat atau
       pembujangan. Manusia dibuat laki-laki dan perempuan adalah
       untuk kawin, untuk mengembangkan keturunan. Maka itu ajaran
       Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik" laki-laki itu
       membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin,
       ditentang oleh Islam. Bukankah monogami akhirnya melibatkan
       dunia Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang
       Italia yang monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri
       yang gelap? Dan bukankah Amerika, Swedia dll. akhirnya
       menjadi bejat akhlaknya sebab mempertahankan monogami? Maka
       dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah bijaksana.
       Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran.
       Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan
       orang untuk Poligami, yaitu poligami yang terbatas: 4.
 
    4. Qur'an udak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia.
       Itulah sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran
       yang sehat. Kaidah Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga
       tetapi satu," sebab tiga tetapi satu bertentangan dengan
       ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat memahami
       bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil
       Tuhan(Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk
       dunia ini, memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat
       manusia yang berdosa dengan mandaat sepenuhnya dari Allah.
       Demikian pula, kalau kami yang tidak tahu menahu akan
       perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal lebih tidak
       bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu
       akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus
       dosa Adam dan anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak
       mengakui dosa keturunan, juga tidak mengakui adanya
       "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia dan
       mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
 
    5. Islam tidak bertentangan dengan sejarah.  Islampun dengan
       sendirinya tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah
       Islam, diakuinya dengan jujur. Ia, misalkan mengalami
       tragedi pahit seperti "Night of St. Bartolomeus" pastilah ia
       mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu sesuai
       dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri,
       tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan
       dengannya.
 
    6. Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan. Ia selalu
       maju seirama dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad
       sudah lamanya Islam tetap dalam suatu kesatuan syareat dan
       hakekat. Seribu empat ratus tahun lamanya hukum-hukumnya,
       undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa dan hajinya
       tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan
       lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan
       humanisme dan sosialisme. Adapun atau kalaupun dikatakan
       mundur, sebenarnya ialah ummat artinya orang-orangnya apakah
       itu person atau kelompok. Mengapakah ummatnya mundur? Sebab
       ia telah meninggalkan Qur'annya. Ia berbeda dengan ajaran
       atau hukum gereja Katolik yang selalu berubah-ubah boleh -
       tidak boleh dan sekarang boleh lagi kawin. Padahal soal
       kawin adalah soal keputusan Tuhan. Adalah keputusan Tuhan
       selalu berubah-ubah dan dapat ditentang oleh manusia?
 
    7. Qur'an tak dapat disangkal ]agi, adalah pegangan hidup
       dan mati, dunia dan akhirat. Qur'an ternyata merupakan
       landasan idiil dan spirituil, landasan hidup di dunia dan
       di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat perkara akhirat saja,
       tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila kita membaca
       Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah itu
       hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan
       kemasyarakatan. Demikian pula ia memuat hukum dengan
       lengkapnya hukum perkawinan dan sopan santun perang.
READ MORE - TUJUH KEBENARAN ISLAM YANG MUTLAK

kISAH NABI NUH A.S.

kISAH NABI NUH A.S.

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.


Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya

Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".

Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.

Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.

Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.

Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."

Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".

Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."

Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.

Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."

Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya

Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."

Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.

Nabi Nuh Membuat Kapal

Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."

Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.

Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.
Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.

Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."

Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."

Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."

Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."

Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran

Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.

Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.

Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
READ MORE - kISAH NABI NUH A.S.

KISAH NABI SYU'AIB A.S

                                                          KISAH NABI SYU'AIB A.S.


Kaum Madyam, kaumnya Nabi Syu'ib, adalah segolongan bangsa Arab yang tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" di pinggir negeri Syam. Mereka terdiri dari orang-orang kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Mereka mentembah kepada "Aikah" iaitu sebidang padang pasir yang ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sgt jauh dari ajaran agama dan pengajaran nabi-nabi sebelum Nabi Syu'aib a.s.
Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dalam pengaulan merupakan perbuatan dan perilaku yang lumrah dan rutin. Kecurangan dan perkhianatan dalam hubungan dagang seperti pemalsuan barang, kecurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yang sudah sebati dengan diri mereka. Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dengan demikian yang kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yang lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya.

Sesuai dengan sunnah Allah sejak Adam diturunkan ke bumi bahwa dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupakan kepada-Nya dan sudah jauh menyimpang dair ajaran-ajaran nabi-nabi-Nya, dan bila Iblis serta syaitan sudah menguasai sesuatu masyarakat dengan ajaran dan tuntutannya yang menyesatkan maka Allah mengutuskan seorang rasul dan nabi untuk memberi penerangan serta tuntutan kepada mereka agar kembali ke jalan yang lurus dan benar, jalan iman dan tauhid yang bersih dari segala rupa syirik dan persembahan yang bathil.

Kepada kaum Madyan diutuslah oleh Allah seorang Rasul iaitu Nabi Syu'aib, seorang drp mrk sendiri, sedarah an sedaging dengan mrk. Ia mengajak mereka meninggalkan persembahan kepada Aikah, sebuah benda mati yang tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kepada Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yang mereka puja sebagai tuhan mereka.
Nabi Syu'aib kepada mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yang dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerusakan dan kebinasaan masyarakat. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap orang lain, meninggalkan perkhianat dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorang dan penindasan terhadap orang-orang yang lemah dan miskin.

Diingatkan oleh Nabi Syu'aib akan nikmat Allah dan kurniaan-Nya yang telah memberi mereka tanah subu serta sarana-sarana kemakmuran yang berlimpah-limpah dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yang pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu'aib, patut diimbangi dengan rasa bersyukur dan bersembah kepada Allah Maha Pencipta yang akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kepada orang-orang yang beriman dan bersyukur.
Diingatkan pula Nabi Syu'aib bahwa mrk tidak mahu sedar dan kembali kepada jalan yang benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yang dibawanya, nescaya Allah akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kepada mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azab yang menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur.

Kepada mereka Nabi Syu'aib dikisahkan seksa dan azab yang diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yang kesemua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan nabi-nabi yang diutus Allah kepada Mereka. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib agar mereka beriktibar dan ingat bahwa mereka akan mengalami nasib yang telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yang bathil serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk dan jahat.

Dakwah dan ajakan Nabi Syu'aib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta orang-orang kaya dengan ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: "Adakah kerana solatmu, engaku memerintahkan kami menyembah selain apa yang telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kepada kami. Dan apakah juga karena solatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yang nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun. Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu dan apa maksudmu dengan ajaran-ajaran baru yang engkau bawa kepada kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan keberesan otakmu!"

Ejekan dan olok-olok mrk didengar dan diterima oleh Syu'aib dengan kesabran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dengan marah atau membalasnya dengan kata-kata yang kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dalam dakwahnya dengan menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yang dikatakan dan dinasihatkan kepada mereka. Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dengan mereka, sebagai jaminan bahwa ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kepada jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yang bersih dari segala kemaksiatan dan adt-istiadat yang buruk. Ia akan menerima upahnya dari Allah yang telah mengutuskannya sebagai rasul yang dibebani amanat untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kaumnya sendiri.

Kaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui orang berkumpul. Penghinaan dan ancaman dilontar kepada Nabi Syu'aib dan para pengikutnya akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka mahu menghentikan dakwahnya atau tidak mahu mengikuti agama adn cara-cara hidup mereka.
Berkata mereka kepada Nabi Syu'aib dengan nada mengejek: "Kami tidak mengerti apa yang kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dalam hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorang yang lemah fizikalnya, rendah kedudukan dalam pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yang berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yang lebih tinggi drpmu. Cuba tidak kerana kerabatmu yang kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami."

Nabi Syu'aib menjawab: "aku tidak akan hentikan dakwahku kepada risalah Allah yang telah diamanahkan kepadaku dan jgnlah kamu mengharapkan bahwa aku mahupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adt-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kepada kami. Pelindunganku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yang memberi tugas kepadaku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yang engkau lebih segani drp Allah yang Maha Berkuasa?"

Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kepada kaum Madyan, Nabi Syu'aib berhasil menyedarkan hanya sebahagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yang terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya iman dan tauhid yang diajar oleh beliau. Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adt-istiadat dan agama yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah alasan mereka satu-satunya yang mereka kemukakan untuk menolak ajaran Nabi Syu'aib dan itulah benteng mereka satu-satunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu'aib atas persembahan mereka yang bathil dan adat pengaulan mereka yang mungkar dan sesat. Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syu'aib yang didukung dengan dahlil dan bukti yang nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap yang ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syu'aib untuk membuktikan kebenaran risalahnya dengan memdatangkan bencana dari Allah yang ia sembah dan menganjurkan orang menyembah-Nya pula.

Mendengar tentangan kaumnya yang menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yang ia bawa dan bahwa tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yang lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu'aib kepada Allah agak menurunkan azzab seksanya kepada kaum Madyan bahwa wujud-Nya serta menentang kekuasaannya untuk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yang mendatang.

Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu'aib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yang sangat panas yang mengeringkan kerongkongan karena dahaga yang tidak dapat dihilangkan dengan air dan membakar kulit yang tidak dapat diubati dengan berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon.
Di dalam keadaan mrk yang sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yang membakar kulit dan dari rasa dahaga karena keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yang tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh dibawahnya. Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dengan kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yang lain dan melayanglah jiwa mereka dengan serta-merta.

Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yang menimpa kaumnya dan berkata kepada para pengikutnya yang telah beriman: "Aku telah sampaikan kepada mrk risalah Allah, menasihati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya seksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yang aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak mempercayai peringatanku. Karenanya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yang telah membinasakan kaumku yang kafir itu.' 

Kisah Nabi Syu'aib dikisahkan oleh Al-Quran dalam 39 ayat pada 4 surah, di antaranya surah "Asy-Syu'ara" ayat 176 sehingga 191 sebagai berikut :~

"176.~ Kaum Aikah telah mendustakan rasul-rasul.177.~ Ketika Syu'aib berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?"178.~ Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan.179.~ maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.180.~ dan aku sesekali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.181.~ Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan.182.~ dan timbanglah dengan timbang yang lurus.83.~ Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu bermaharajalela di bumi dengan membuat kerusakan.184.~ Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang terdahulu.185.~ Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah seorang daripada orang-orang yang kena sihir.186.~ Dan kamu tidak lain melainkan seorang manusia seperti kami dan sesungguhnya kami yakin bahwa kamu benar-benar termasuk orang-orang yang berdusta.187.~ MAka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit jika kamu termasuk orang-orang yang benar.188.~ Syu'aib berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yang engkau kerjakan".189.~ Kemudian mereka mendustakan Syu'aib lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdpt tanda {kekuasaan Allah} tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.191.~ Dan TUhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." { Asy-Sua'ara : 176 ~ 191 }

Surah "Hud" ayat 84 sehingga ayat 95 sebagai berikut :~ 

"84.~ Dan kepada {penduduk} Madyan {Kami utus} saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku sembahlah Allah sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi sukatan dan timbangan sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik {mampu} dan sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan {kiamat}.85.~ Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku cukupkanlah sukatan dan timbangan dengan adil dan jgnlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.86.~ Sisa {keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu adalah orang-orang yang beriman}. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu."87.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib apakah sembahyangmu menyuruh kami agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapa-bapa kami atau melarang kami membuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sgt penyantun lagi berakal."88.~ Syu'aib berkata: "Hai kaumku bagaimana fikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan anugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yang baik {patutlah aku menyalahi perintah-Nya}? Dan aku tidak mahu menyalahi kamu {dengan mengerjakan} apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali {mendatangkan} kebaikan selama aku masih bersanggupan. Dan tidak apa taufik bagiku melainkan dengan {pertolongan} Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nyalah aku kembali.89.~ Hai kaumku janganlah hendaknya pertentangan antara ku {dengan kamu} menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh sedang kaum Luth tidak {pula} jauh {tempatnya/masanya} dari kamu.90.~ Dan mohonlah ampun daripada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih."91.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib? Kami tidak banyak mengetahui tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu adalah seorang yang lemah di antara kami kalaulah tidak karena keluargamu tentulah kami akan merejam kamu sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami."92.~ Syu'aib menjawab: "Hai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya {pengetahuan} Tuhanku meliputi apa yang kamu kerjakan."93.~ Dan {dia berkata}: "Hai kaumku perbuatlah menurut kemampuanmu sesungguhnya aku pun berbuat {pula}. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan kedatangan azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab {Tuhan}. Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu."94.~ Dan tatkal datang azab Kami, Kami selamtkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh suatu suara yang mengguntur lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.95.~ Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." { Hud : 84 ~ 95 }

Surah "Al-A'raaf" ayat 85 sehingga 93 sebagai berikut :~ 

"85.~ Dan {Kami telah mengutuskan} kepada penduduk Madyan saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku! sembahlah Allah, sesekali tiada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadaku bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah sukatan dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang sukatan dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman".86.~ Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit kemudian di perbanyak {oleh Allah}. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.87.~ Jiak ada segolongan daripada kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya dan ada pula segolongan yang tidak beriman , maka bersabarlah sehingga Allah menerapkan hukuman-Nya di antara kita dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya.88.~ Pemuka-pemuka drp kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami atau kamu kembali kepada agama kami." Berkata Syu'aib: "Dan apakah {kamu akan mengusir kami}, meski pun kami tidak menyukainya?"89.~ Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya, Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah , Tuhan kami menghendakinya. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak {adil} dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya".90.~ Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata {kepada sesamanya}: "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian {menjadi} orang-orang yang merugi".91.~ Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka.92.~ {iaitu} orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu, orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang rugi.93.~ Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir." { Al-A'raf : 85 ~ 93 }

Dan surah "Al-Hijr" ayat 78 sehingga 79 sebagai berikut :~

"Dan sesungguhnya penduduk Aikah itu benar-benar kaum yang zalim.79.~ Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu {Aikah dan Sadum kota kaum Luth} benar-benar terletak di jalan umum yang terang." { Al-Hijr : 78 ~ 79 }
READ MORE - KISAH NABI SYU'AIB A.S